Proyek Pabrik Pengolahan Air Limbah Jiahe: Otomatisasi Cerdas Mendorong Pengelolaan Air Limbah yang Efisien
Dalam pengolahan air limbah modern, presisi, stabilitas, dan keberlanjutan adalah yang terpenting.Proyek Pabrik Pengolahan Air Limbah Jiahe memanfaatkan sistem otomatisasi canggih untuk merampingkan operasi, meningkatkan efektivitas pengolahan, dan mengurangi konsumsi sumber daya.Di bawah ini adalah gambaran rinci tentang fungsi cerdas intinya dan dampaknya yang praktis:
1. Kontrol Peralatan Terpusat: Menyelaraskan "Ekosistem Pengolahan"
Sistem kontrol pusat pabrik bertindak sebagai "pusat saraf," yang memungkinkan pengelolaan terpadu peralatan penting di seluruh proses pengolahan air limbah:
Mulai/Berhenti & Penyetelan Parameter Terpadu: Operator dapat mengontrol pompa air, kipas aerasi, mixer, dan pengikis lumpur secara terpusat melalui antarmuka manusia-mesin (HMI).Misalnya, kipas aerasi disesuaikan secara real time agar sesuai dengan kebutuhan oksigen di tangki reaksi biologi, sementara kecepatan pompa lumpur dikalibrasi untuk mempertahankan konsentrasi padatan yang optimal.
Operasi Saling Terkunci: Peralatan beroperasi dalam urutan terkoordinasi—misalnya, ketika pompa masuk dimulai, mixer ruang grit aktif secara otomatis, diikuti oleh pengikis clarifier.Ini mencegah gangguan proses (seperti penumpukan lumpur) yang disebabkan oleh waktu peralatan yang tidak cocok.
Akses Jarak Jauh: Staf yang berwenang dapat memantau dan menyesuaikan peralatan melalui terminal seluler, memungkinkan respons cepat bahkan di luar lokasi (misalnya, memodifikasi tekanan pompa selama periode masuk puncak).
2. Otomatisasi Proses: Memastikan Konsistensi di Setiap Tahap Pengolahan
Sistem mengotomatiskan tahap proses utama, menghilangkan kesalahan manual dan memastikan kepatuhan terhadap standar pengolahan:
• Kontrol Waktu Berbasis Tahap: Dari saluran masuk air hingga pembuangan akhir, setiap fase (regulasi saluran masuk, reaksi kimia, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi) dipicu secara otomatis berdasarkan logika yang telah ditetapkan.Sebagai contoh:
• Katup saluran masuk menyesuaikan laju aliran untuk mencegah kelebihan beban pada tangki biologi (dibatasi pada 120% dari kapasitas desain).
• Tangki sedimentasi secara otomatis beralih ke mode pembuangan lumpur setelah 4 jam pengendapan statis, memastikan pemisahan padatan yang efisien.
• Penyesuaian Proses Adaptif: Selama curah hujan lebat, sistem mendeteksi peningkatan kekeruhan masuk dan memperpanjang waktu flokulasi (dari 20 menjadi 30 menit) untuk meningkatkan penghilangan partikel, menjaga kejernihan efluen.
3. Pemantauan Real-Time & Analisis Data: Transparansi untuk Keputusan yang Terinformasi
Jaringan sensor dan meter memberikan visibilitas granular ke dalam kinerja pengolahan:
• Pelacakan Parameter Kunci: Data real-time tentang laju masuk/keluar, pH (dipertahankan pada 6,5–8,5), COD (kebutuhan oksigen kimia), nitrogen amonia, dan oksigen terlarut (DO) di tangki aerasi ditampilkan pada dasbor terpusat.Peringatan dipicu jika COD melebihi 50 mg/L (standar pembuangan) atau DO turun di bawah 2 mg/L (kritis untuk bakteri aerobik).
• Pencatatan Data Historis: Sistem menyimpan data operasional selama 12 bulan, memungkinkan analisis tren—misalnya, mengidentifikasi bahwa lonjakan COD masuk pada hari kerja karena pembuangan industri, mendorong penyesuaian pra-pengolahan.
• Kepatuhan Peraturan: Laporan otomatis tentang kualitas efluen dihasilkan setiap hari, menyederhanakan kepatuhan terhadap standar nasional (GB 18918-2002) dan mengurangi beban kerja dokumentasi manual sebesar 70%.
4. Diagnosis Kesalahan & Mekanisme Perlindungan: Meminimalkan Risiko
Sistem bertindak sebagai "jaring pengaman" untuk mencegah kerusakan peralatan dan kegagalan operasional:
• Deteksi Kesalahan Multi-Lapisan: Sensor memantau arus motor (untuk mendeteksi kelebihan beban), suhu bantalan (peringatan pada >80°C), dan posisi katup (menandai katup macet).Misalnya, jika arus pompa lumpur melebihi 110% dari nilai yang ditentukan, sistem secara otomatis mematikannya dan mengaktifkan pompa siaga.
• Hirarki Alarm: Kesalahan kritis (misalnya, kegagalan sistem desinfeksi) memicu alarm suara/visual di ruang kontrol dan pemberitahuan SMS ke teknisi.Masalah kecil (misalnya, DO yang sedikit rendah) dicatat untuk pemeliharaan terjadwal.
• Protokol Darurat: Jika terjadi pemadaman listrik, sistem mengaktifkan generator cadangan dalam waktu 10 detik, memastikan pengoperasian peralatan penting tanpa gangguan (misalnya, lampu UV desinfeksi) untuk mencegah pembuangan air limbah yang tidak diolah.
5. Operasi yang Dioptimalkan: Menyeimbangkan Efektivitas dan Efisiensi Biaya
Melalui algoritma cerdas, pabrik memaksimalkan hasil pengolahan sambil meminimalkan penggunaan energi dan bahan kimia:
• Penghematan Energi: Kipas aerasi (konsumen energi terbesar) dikontrol melalui penggerak frekuensi variabel (VFD), menyesuaikan kecepatan berdasarkan tingkat DO.Ini mengurangi konsumsi energi sebesar 25% dibandingkan dengan operasi kecepatan tetap.
• Optimasi Kimia: Sistem dosis untuk koagulan (misalnya, polialuminium klorida) menyesuaikan dosis berdasarkan kekeruhan masuk—misalnya, meningkat dari 20 mg/L menjadi 35 mg/L selama hujan lebat—untuk menghindari overdosis dan memotong biaya bahan kimia sebesar 18%.
• Pemeliharaan Prediktif: Dengan menganalisis getaran peralatan dan data waktu berjalan, sistem menjadwalkan pemeliharaan secara proaktif (misalnya, mengganti diffuser aerator sebelum tersumbat), mengurangi waktu henti yang tidak direncanakan sebesar 40%.
Dampak & Prospek Masa Depan